Senin, 12 Mei 2014

CerPen: Si Cantik Nadia (part 5)

  Chintya, anak perempuan yang centil, dan sombong. Tetapi dia juga pintar. Ia selalu juara dua atau tiga melihat ke arah Nadia dengan perasaan jengkel. Chintya mempunyai satu sahabat bernama Vasita. Ia berkata pada Vasita "Eh, Ta. Lihat Nadia deh. Dia itu pasti pengen dipuji-puji. Sombong banget sih!"
    "Hei, udahlah! Biarin aja. Ada hubungannya sama kita?" jawab Vasita
    "Ya adalah! Dia itu udah merebut kecantikan aku," ujar Chintya dengan gaya centil
    "Iya-iya! Kamu memang paling cantik di kelas ini!" sahut Vasita. Chintya tersenyum tetapi ia tetap melihat ke arah Nadia. Ia tetap kesal pada Nadia. Beberapa menit, Bu Meli datang,
    "Assalamu'alaikum warrohma tullahi wabarokatuh. Selamat pagi, Murid-muridku Sayang," sapa Bu Meli
    "Waalaikumsalam warrohma tullahi wabarokatuh. Selamat pagi, Bu Meli...!" jawab murid-murid
Bu Meli melihat sebelah Vannya, yaitu Nadia. Bu Meli tersenyum dan berkata "Nadia sayang, sini dulu bentar,"
  Nadia mengikuti saja perintah Bu Meli. Disaat ia jalan ke depan, ia bertanya-tanya dalam hati: Lho! Kenapa aku dipanggil? Memangnya aku salah apa, ya? Ia maju kedepan dengan perasaan tegang dan khawatir. Nadia terseyum tipis karena malu. Sebenarnya ia belum tau kenapa ia dipanggil, ia malu dan berusaha selalu tersenyum walaupun itu marah, kesal, ceria, ataupun malu
    "Anak-anak, lihatlah Nadia," Bu Meli berkata sambil memegang kedua pundak Nadia "Anak-anak perempuan, lihat Nadia, ya,"
Anak-anak perempuan melihat Nadia dengan perasaan kagum. Nadia masih tegang. Belum tau ia mau diapakan
    "Tirulah Nadia. Nadia berambut panjang, tetapi ia meminta Ibunya untuk mengepang seperti ini. Dan poni Nadia, tirulah juga. Nadia berpenampilan bagus sekali," puji Bu Meli. Nadia terbelalak, ia lega sekaligus kaget bahagia. "Silahkan duduk, Nadia." sahut Bu Meli
(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates